7+ Contoh Dialog Asking and Giving Opinion Panjang dan Pendek - don-english
Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

7+ Contoh Dialog Asking and Giving Opinion Panjang dan Pendek

7+ Contoh Dialog Asking and Giving Opinion Panjang dan Pendek

Contoh Dialog Panjang dan Pendek Asking and Giving Opinion Beserta Artinya by don-english

    Meminta dan memberikan pendapat adalah bagian penting dalam komunikasi sehari-hari, baik dalam situasi formal maupun informal. Dalam belajar bahasa Inggris, kemampuan untuk bertukar pendapat menjadi keterampilan yang wajib dikuasai, terutama bagi siswa SMP dan SMA.

    Dengan memahami dialog "Asking and Giving Opinion," kamu tidak hanya meningkatkan kemampuan berbicara, tetapi juga memperluas wawasan komunikasi. Artikel ini menghadirkan berbagai contoh dialog asking and giving opinion, baik yang pendek maupun panjang, baik formal maupun informal, yang relevan untuk membantu proses pembelajaranmu. Yuk, simak selengkapnya!

I. Apa Itu Asking and Giving Opinion?


    Asking for Opinion adalah ungkapan dalam bahasa Inggris yang digunakan untuk meminta pendapat atau gagasan mengenai suatu hal kepada orang lain. Sementara itu, Giving Opinion adalah ungkapan yang digunakan untuk menyampaikan pendapat atau gagasan pribadi tentang suatu hal.

    Dalam percakapan, respon terhadap pendapat sering kali diperlukan, baik berupa persetujuan (agreement) maupun penolakan (disagreement). Bentuk respon ini dapat beragam tergantung pada konteks percakapan.

    Kemampuan bertanya dan memberikan pendapat merupakan keterampilan komunikasi yang sangat penting. Dengan asking for opinion, kita dapat memahami sudut pandang orang lain. Sedangkan melalui giving opinion, kita dapat memperkaya diskusi dengan ide dan perspektif yang berbeda, sehingga percakapan menjadi lebih dinamis dan bermakna.

II. Ungkapan Asking and Giving Opinion Beserta Responnya

    Untuk membantu pembaca memahami dan menggunakan ungkapan-ungkapan ini secara lebih efektif, berikut adalah kumpulan frasa asking dan giving opinion beserta responnya, disajikan dengan gaya kekinian yang relevan bagi pembaca muda:

1. Ungkapan untuk Meminta Pendapat (Asking for Opinion)

  • What do you think about ...? (Apa yang kamu pikirkan tentang ...?)
  • What is your opinion on ...? (Apa pendapatmu tentang ...?)
  • How do you feel about ...? (Bagaimana perasaanmu tentang ...?)
  • Do you have any thoughts on ...? (Apakah kamu punya pemikiran tentang ...?)
  • What’s your perspective on ...? (Apa sudut pandangmu tentang ...?)

2. Ungkapan untuk Memberikan Pendapat (Giving Opinion)

  • I think ... (Saya pikir ...)
  • In my opinion ... (Menurut pendapat saya ...)
  • Personally, I believe that ... (Secara pribadi, saya percaya bahwa ...)
  • From my perspective ... (Dari sudut pandang saya ...)
  • What I feel is ... (Yang saya rasakan adalah ...)

3. Ungkapan Persetujuan (Agreement)

  • Yes, I agree. (Ya, saya setuju.)
  • I'm totally with you. (Saya sepenuhnya setuju denganmu.)
  • I couldn't agree more. (Saya sangat setuju.)
  • Absolutely, you're right. (Tentu saja, kamu benar.)
  • I completely agree because ... (Saya sangat setuju karena ...)

4. Ungkapan Penolakan (Disagreement)

  • No, I disagree. (Tidak, saya tidak setuju.)
  • I'm not sure about that. (Saya kurang yakin tentang itu.)
  • I see your point, but I think ... (Saya paham maksudmu, tetapi saya pikir ...)
  • I respect your opinion, but ... (Saya menghargai pendapatmu, tetapi ...)
  • I have a different perspective. (Saya punya sudut pandang yang berbeda.)

III. Contoh Dialog Pendek Asking and Giving Opinion Beserta Artinya

    Demi membuat artikel ini lebih hidup, mari masukkan beberapa situasi kekinian yang mungkin dihadapi oleh remaja saat ini.

1. Dialog tentang pandemi (informal dengan teman)

  • A : Hello, there ! How are you ?
  • B : Hello, I'm good. Thank's, what happened ?
  • A : Hmm, I call you because I miss you so much. This pandemic make us never meet again since a year.
  • B : Yeah, you are true. What do you think about this pandemic especially PPKM ?
  • A : In my opinion, this pandemic will never finish if there is no teamwork between the government and the people. 
  • B : I agree with you and How about PPKM ?
  • A : I don't think the policy is going well, there are still many violations everywhere.  
  • B : I think so too, the target is not clear, many small people are suffering more and more.
  • A : We can only pray that the world will get better soon. 
  • B : Yes, I hope so.
Artinya
  • A: Halo! Apa kabarmu?
  • B : Halo, saya baik-baik saja. Terima kasih, apa yang terjadi?
  • A : Hmm, aku menelponmu karena aku sangat merindukanmu. Pandemi ini membuat kami tidak pernah bertemu lagi sejak setahun.
  • B : Iya, kamu benar. Bagaimana menurut kalian tentang pandemi ini, khususnya PPKM?
  • A : Menurut saya, pandemi ini tidak akan pernah berakhir jika tidak ada kerjasama antara pemerintah dan masyarakat.
  • B : Saya setuju dengan Anda dan bagaimana dengan PPKM?
  • A : Menurut saya kebijakan tersebut kurang berjalan dengan baik, masih banyak pelanggaran dimana-mana.
  • B : Saya kira juga begitu, targetnya tidak jelas, rakyat kecil makin banyak yang menderita.
  • A : Kami hanya bisa berdoa semoga dunia segera membaik.
  • B : Ya, saya harap begitu.

2. Dialog tentang liburan (informal)

  • A : Next week, we will have our holiday. 
  • B : Ok, do you have any idea for next trip ?
  • A : Last holiday, we went to the beach. I think next holiday we better go to Malang. How about you ?
  • B : It's good idea. We can invite others to join our trip.
  • A : Ok, I will invite and prepare it.
  • B : Ok, see you next week.
Artinya
  • A : Minggu depan, kita akan berlibur.
  • B : Oke, apakah kamu punya ide untuk perjalanan selanjutnya?
  • A : Liburan lalu, kami pergi ke pantai. Saya pikir liburan berikutnya lebih baik kita pergi ke Malang. Bagaimana denganmu ?
  • B: Itu ide yang bagus. Kita dapat mengundang orang lain untuk bergabung dalam perjalanan kita.
  • A : Ok, saya akan mengundang dan menyiapkannya.
  • B : Ok, sampai jumpa minggu depan.

3. Dialog tentang belajar di rumah (informal)

  • A : Anto, what are you doing right now ?
  • B : I'm studying Math, mom. 
  • A : What do you think about study at home, Anto ?
  • B : I think studying at home is a little difficult because of the lack of interaction with the teacher
  • A : I agree with you. But, in this situation we must be able to fight to get through the pandemic creatively, innovatively, and independently
  • B : I will do my best, mom.
Artinya
  • A : Anto, apa yang kamu lakukan sekarang?
  • B : Saya sedang belajar Matematika, bu.
  • A : Bagaimana pendapatmu tentang belajar di rumah, Anto ?
  • B : Menurut saya belajar di rumah agak sulit karena kurangnya interaksi dengan guru
  • A: Saya setuju dengan Anda. Tapi, dalam situasi ini kita harus bisa berjuang melewati pandemi dengan kreatif, inovatif, dan mandiri
  • B : Saya akan melakukan yang terbaik, bu.

4. Dialog 3 orang tentang makanan (penolakan/disagreement)

  • A : Let's go to the canteen !
  • B : Ok, let's go. What will we buy and eat there ?
  • C : I don't like food with vegetables.
  • A : Hah, I disagree with you. I think we must eat healthy food and vegetables is healthy food. What do you think B ?
  • B : I think, I agree with you. We must eat healthy food, although many variant of them, vegetables is more healthy.
  • C : Since I was child, I haven't eat vegetables.
  • A : I know what you feel. But, I suggest you to change it.
  • B : Heem, I'm with you. You should try first and you will say delicious.
  • C : Ok, I will try first.
Artinya
  • A: Ayo pergi ke kantin!
  • B: Oke, ayo pergi. Apa yang akan kita beli dan makan di sana?
  • C : Saya tidak suka makanan dengan sayuran.
  • A: Hah, saya tidak setuju dengan Anda. Saya pikir kita harus makan makanan sehat dan sayuran adalah makanan sehat. Bagaimana menurutmu B?
  • B : Saya pikir, saya setuju dengan Anda. Kita harus makan makanan yang sehat, walaupun banyak variannya, sayuran lebih sehat.
  • C : Sejak kecil saya tidak pernah makan sayur.
  • A: Saya tahu apa yang Anda rasakan. Tapi, saya sarankan Anda untuk mengubahnya.
  • B : Heem, aku bersamamu. Anda harus mencoba dulu dan Anda akan mengatakan enak.
  • C : Oke, saya coba dulu.

5. Dialog tentang bullying (formal dengan guru)

  • A: Excuse me, Mrs. Ana. This time I ask for a little time to ask about bullying to fulfill my task.
  • B: Yeah, of course. I'm free right now.
  • A: What do you think about bullying, Mrs. Ana ? It's bad or good ?
  • B: Bullying is absolutely wrong and bad. That habit must be immediately eliminated because over time the effort to bully becomes vague and not felt. 
  • A: How do we deal with the problem ? 
  • B: The best way to deal with the problem is by understanding each other and increasing tolerance and cooperation.
  • A : Ok, Mrs Ana. I think it's enough for today. Thank's for your time.
  • B : Ok, you are welcome. 
Arti
  • A: Permisi, Bu Ana. Kali ini saya mohon sedikit waktu untuk bertanya tentang bullying untuk memenuhi tugas saya.
  • B: Ya, tentu saja. Aku bebas sekarang.
  • A: Apa pendapat Anda tentang bullying, Bu Ana? Itu buruk atau bagus?
  • B: Bullying benar-benar salah dan buruk. Kebiasaan itu harus segera dihilangkan karena lama kelamaan usaha untuk membully menjadi kabur dan tidak terasa.
  • A: Bagaimana kita menangani masalah?
  • B: Cara terbaik untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan saling memahami dan meningkatkan toleransi dan kerjasama.
  • A : Oke, Bu Ana. Saya rasa cukup untuk hari ini. Terima kasih atas waktunya.
  • B : Oke, sama-sama.

IV. Dialog Panjang Asking and Giving Opinion

Baca juga: dialog panjang opinion lainnya

1. Dialog panjang di sekolah (formal)

  • Anna: Hi, Sarah. What do you think about the new school policy requiring students to wear uniforms every day?
  • Sarah: Well, I think it's a good idea. Uniforms make us look neat and create a sense of equality among students. What’s your opinion on it?
  • Anna: Honestly, I don’t really agree with the policy. I feel like it limits our freedom to express ourselves through fashion.
  • Sarah: I see your point, but don’t you think uniforms also save time? We don’t have to worry about what to wear every morning.
  • Anna: That’s true, but still, wearing the same outfit every day can feel boring. Maybe they could allow us to wear casual clothes on Fridays.
  • Sarah: That’s a good suggestion. Casual Fridays could be a nice way to balance uniformity and creativity.
  • Anna: Exactly! Besides, buying uniforms can be expensive for some families. It’s not always affordable.
  • Sarah: I hadn’t thought about that. You’re right; it might be challenging for some. But on the other hand, uniforms can also reduce peer pressure related to branded or trendy clothing.
  • Anna: That’s a valid point. Peer pressure is definitely an issue, especially in high school.
  • Sarah: So, how about this? The school could offer free or subsidized uniforms for students who need financial assistance.
  • Anna: That’s a brilliant idea! It would make the policy fairer for everyone.
  • Sarah: I agree. It’s always good to find a middle ground where most people feel comfortable.
  • Anna: Totally. By the way, do you think the school will consider our suggestions?
  • Sarah: I believe they will if enough students share their opinions during the next school meeting. Let’s bring this up.
  • Anna: Good idea! Let’s discuss this with others and gather more feedback before the meeting.
  • Sarah: Sure, let’s do that. It’s important for us to voice our concerns constructively.
Artinya:
  • Anna: Hai, Sarah. Apa pendapatmu tentang kebijakan sekolah yang baru, yang mewajibkan siswa memakai seragam setiap hari?
  • Sarah: Menurutku, itu ide yang bagus. Seragam membuat kita terlihat rapi dan menciptakan rasa kesetaraan di antara siswa. Apa pendapatmu tentang itu?
  • Anna: Sejujurnya, aku kurang setuju dengan kebijakan itu. Aku merasa itu membatasi kebebasan kita untuk mengekspresikan diri lewat fashion.
  • Sarah: Aku paham maksudmu, tapi bukankah seragam juga menghemat waktu? Kita tidak perlu repot memikirkan pakaian setiap pagi.
  • Anna: Itu memang benar, tapi tetap saja, memakai pakaian yang sama setiap hari bisa terasa membosankan. Mungkin mereka bisa mengizinkan kita memakai pakaian kasual pada hari Jumat.
  • Sarah: Itu saran yang bagus. Hari Jumat kasual bisa menjadi cara yang baik untuk menyeimbangkan keseragaman dan kreativitas.
  • Anna: Tepat sekali! Selain itu, membeli seragam bisa mahal untuk beberapa keluarga. Tidak selalu terjangkau.
  • Sarah: Aku belum terpikirkan tentang itu. Kamu benar; itu mungkin sulit bagi sebagian orang. Tapi di sisi lain, seragam juga bisa mengurangi tekanan dari teman sebaya terkait pakaian bermerek atau yang sedang tren.
  • Anna: Itu poin yang valid. Tekanan dari teman sebaya memang masalah, terutama di sekolah menengah.
  • Sarah: Jadi, bagaimana kalau begini? Sekolah bisa menawarkan seragam gratis atau dengan subsidi untuk siswa yang membutuhkan bantuan keuangan.
  • Anna: Itu ide yang cemerlang! Itu akan membuat kebijakan ini lebih adil untuk semua orang.
  • Sarah: Aku setuju. Selalu baik untuk menemukan jalan tengah di mana kebanyakan orang merasa nyaman.
  • Anna: Benar banget. Ngomong-ngomong, menurutmu sekolah akan mempertimbangkan saran kita?
  • Sarah: Aku yakin mereka akan, kalau cukup banyak siswa yang menyampaikan pendapat mereka di pertemuan sekolah berikutnya. Ayo kita bahas ini.
  • Anna: Ide bagus! Mari kita diskusikan ini dengan yang lain dan kumpulkan lebih banyak masukan sebelum pertemuan.
  • Sarah: Tentu, mari kita lakukan itu. Penting bagi kita untuk menyampaikan kekhawatiran secara konstruktif.

2. Dialog panjang tentang penggunaan AI dalam pendidikan (Formal)

  • James: Hey, Lisa. What’s your opinion on schools starting to use AI tools for teaching and learning?
  • Lisa: I think it’s a fascinating idea. AI can make learning more personalized and efficient. What do you think about it?
  • James: I agree to some extent, but I’m also concerned. Don’t you think relying too much on AI might reduce the importance of human teachers?
  • Lisa: That’s a valid concern. However, I believe AI is meant to assist, not replace teachers. It can handle repetitive tasks, like grading, so teachers can focus on guiding students.
  • James: True, but what about creativity? Can AI encourage students to think outside the box like human teachers can?
  • Lisa: Good point. AI might not be great at inspiring creativity yet, but it can provide tools and resources to spark creative ideas. It’s about how we use it.
  • James: That makes sense. But what if students misuse AI tools, like using them for cheating or avoiding real learning?
  • Lisa: That’s why schools need clear guidelines. Teachers should also educate students on ethical AI use and ensure it complements their learning instead of replacing it.
  • James: I see your point. AI could be really useful for personalized learning. For example, it can identify a student’s weaknesses and provide targeted exercises.
  • Lisa: Exactly! It can also offer real-time feedback, which is great for improving skills. Imagine how it could help students struggling with math or languages.
  • James: That sounds amazing. But do you think schools are ready for such a big shift?
  • Lisa: Some schools might not be fully prepared, but with proper training for teachers and investment in infrastructure, it’s definitely possible.
  • James: I hope so. It could revolutionize education if implemented well. Should we bring this up at the next school discussion forum?
  • Lisa: Absolutely! Let’s gather some opinions from our classmates first. It’ll make our argument stronger.
Artinya:
  • James: Hei, Lisa. Apa pendapatmu tentang sekolah yang mulai menggunakan alat AI untuk mengajar dan belajar?
  • Lisa: Menurutku, itu ide yang menarik. AI bisa membuat pembelajaran lebih personal dan efisien. Apa pendapatmu tentang itu?
  • James: Aku setuju sampai batas tertentu, tapi aku juga khawatir. Bukankah terlalu bergantung pada AI bisa mengurangi peran penting guru?
  • Lisa: Kekhawatiran itu masuk akal. Tapi aku percaya AI dimaksudkan untuk membantu, bukan menggantikan guru. AI bisa menangani tugas-tugas berulang, seperti memberi nilai, sehingga guru bisa fokus membimbing siswa.
  • James: Benar, tapi bagaimana dengan kreativitas? Bisakah AI mendorong siswa berpikir di luar kotak seperti yang dilakukan guru?
  • Lisa: Poin bagus. AI mungkin belum hebat dalam menginspirasi kreativitas, tapi bisa menyediakan alat dan sumber daya untuk memunculkan ide kreatif. Semua tergantung cara kita menggunakannya.
  • James: Itu masuk akal. Tapi bagaimana kalau siswa menyalahgunakan alat AI, seperti menggunakannya untuk menyontek atau menghindari belajar sungguhan?
  • Lisa: Itu sebabnya sekolah perlu panduan yang jelas. Guru juga harus mendidik siswa tentang penggunaan AI secara etis dan memastikan AI mendukung pembelajaran, bukan menggantinya.
  • James: Aku paham maksudmu. AI bisa sangat berguna untuk pembelajaran personal. Misalnya, AI dapat mengidentifikasi kelemahan siswa dan memberikan latihan yang tepat sasaran.
  • Lisa: Tepat sekali! AI juga bisa memberikan umpan balik secara real-time, yang sangat baik untuk meningkatkan keterampilan. Bayangkan bagaimana AI bisa membantu siswa yang kesulitan dalam matematika atau bahasa.
  • James: Itu terdengar luar biasa. Tapi menurutmu, apakah sekolah sudah siap untuk perubahan sebesar itu?
  • Lisa: Beberapa sekolah mungkin belum sepenuhnya siap, tapi dengan pelatihan yang tepat untuk guru dan investasi dalam infrastruktur, hal itu pasti bisa dilakukan.
  • James: Semoga saja. Ini bisa merevolusi pendidikan jika diterapkan dengan baik. Haruskah kita bahas ini di forum diskusi sekolah berikutnya?
  • Lisa: Tentu saja! Mari kita kumpulkan pendapat dari teman-teman dulu. Itu akan memperkuat argumen kita.

Penutup

    Dalam artikel ini, kita telah membahas berbagai contoh percakapan asking dan giving opinion, baik dialog singkat, dialog panjang, dialog formal, maupun dialog informal, yang dapat menjadi referensi dalam situasi meminta dan memberikan pendapat. Dengan memahami dan mempraktikkan ungkapan-ungkapan tersebut, kita dapat meningkatkan kemampuan komunikasi yang tidak hanya tepat, tetapi juga efektif.

    Menguasai seni bertukar pendapat tidak hanya memperkaya keterampilan berbahasa Inggris, tetapi juga membantu kita menjadi individu yang lebih terbuka dan responsif terhadap pandangan orang lain. Jadikan latihan ini bagian dari percakapan sehari-hari, dan rasakan bagaimana kepercayaan diri serta kemampuan berbicara Anda semakin berkembang.

    Selalu ingat, komunikasi yang baik adalah kunci untuk membangun hubungan yang kuat, baik dalam kehidupan pribadi maupun profesional. Jadi, jangan ragu untuk terus berlatih dan mengasah keterampilan ini!

Untuk memperdalam materi baca juga: pengertian dan contoh asking giving opinion

Syahrul R
Syahrul R bachelor degree